Dari beberapa contoh batuan yang diperiksa secara petrografi memberikan gambaran batuan gunung Burni Telong umumnya berkomposisi andesitik, yang bertekstur porfiritik dan vitrofirik. Fenokris umumnya terdiri dari plagioklas, amphibole (hornblenda) dan mineral opak (magnetit). Orto piroksen dan clinopiroksen hadir dalam jumlah sedikit, terdapat mineral amphibole terubah menjadi biotit.
Petrografi Gunung Burni Telong
Dari beberapa contoh batuan yang diperiksa secara petrografi memberikan gambaran batuan gunung Burni Telong umumnya berkomposisi andesitik, yang bertekstur porfiritik dan vitrofirik. Fenokris umumnya terdiri dari plagioklas, amphibole (hornblenda) dan mineral opak (magnetit). Orto piroksen dan clinopiroksen hadir dalam jumlah sedikit, terdapat mineral amphibole terubah menjadi biotit.
Stratigrafi
Batuan tertua di daerah ini adalah berupa batuan sedimen, yang sebagian besar telah berubah menjadi kwarsit, batu tanduk dan meta gamping yang merupakan batuan dasar (basement) dari batuan vulkanik.
Gunung Burni Telong merupakan gunungapi termuda yang terdapat di dalam suatu komplek gunungapi tua yang terdiri dari gunung Salah Nama, Gunung Geureudong dan gunung Pepanji. Penyebaran produk letusan gunung Burni Telong sebagian besar ke arah selatan, tenggara dan baratdaya, terdiri dari : aliran piroklastik (awan panas), piroklastik dan lava. Sebagian besar lava tersingkap di daerah puncak dan di lereng barat dan selatan bagian atas dengan komposisi andesitik/dasitik. Pada umumnya lava di bagian lereng bersifat andesitik sedangkan di daerah puncak (kawah) umumnya dasitik (Suhadi dkk, 1994). Aliran piroklastik mempunyai sebaran yang cukup luas di sekitar lereng terutama di bagian baratdaya, adapun jatuhan piroklastik tersingkap di lereng selatan dan baratdaya umumnya menumpang diatas aliran piroklastika.
Sejarah Geologi Gunung Api
Gunung Burni Telong merupakan gunung api termuda pada komplek gunung api tua Pepanji, Geurodong dan Salah Nama. Batuan yang mendasrinya berupa batuan sedimen/meta sedimen (sedimen tersier). Erupsi gunungapi pertama yang terjadi pada komplek gunungapi ini adalah gunung Salah Nama, setelah kegiatan ini berakhir terjadi erupsi di gunung Geurodong yang mengakibatkan terbentuknya kaldera dengan bukaan relatif utara-selatan. Selanjutnya lokasi kegiatan gunungapi kembali berpindah ke gunung Pepanji yang mengakibatkan terbentuknya kawah di puncak yang terisi air (danau).
Setelah aktivitas gunung Pepanji berakhir, kegiatan mulai berlangsung di gunung Burni Telong, produk letusan berupa aliran piroklastik, lava dan jatuhan piroklastik. Kegiatan yang terus berlangsung hingga sekarang adalah pembentukan endapan sungai berupa alluvium.
Struktur Geologi
Struktur geologi yang berkembang di sekitar gunung Burni Telong sangat berhubungan dengan struktur regional yang berkembang di Pulau Sumatera yaitu Sesar Semangko. Sesar Semangko ini mempunyai arah relatif baratlaut-tenggara, struktur geologi yang terdapat di gunung Burni Telong dan sekitarnya berupa kaldera, kawah dan sesar.
Morfologi
Morfologi gunung Burni Telong berkembang bebas ke arah selatan, tenggara dan barat daya, meskipun ke arah selatan sedikit terhalang oleh adanya bukit-bukit kecil di bagaian lerengnya. Hal ini karena ke arah utara dan timur pertumbuhan tubuh Burni Telong terhalang oleh komplek Gunung Geurodong, Leui Kucak dan Gunung Panji.
Pola aliran sungainya juga sangat dipengaruhi oleh morfologi yang membentuknya, sebagian dari aliran sungai yang berada di sekitar puncak menunjukan suatu daerah tangkapan berpola aliran radier dan semi dendritik, namun ke arah hilir berubah menjadi pararel.
Daerah puncak Burni Telong mempunyai morfologi berrelief kasar terdiri dari sisa-sisa kerucut dan kubah lava yang sebagian terhancurkan oleh erupsi pada waktu lampau sehingga bila dilihat dari kejauhan nampak bergerigi. Daerah puncak dan lereng atas ini mempunyai sudut lereng yang terjal dan berdasarkan titik aktivitas saat ini gunung Burni Telong terbuka ke arah barat daaya. Adapun bekas kawah yang terdapat di sebelah tenggara saat ini tidak menunjukan aktivitasnya.
Sejarah Letusan Gunung Burni Telong
- * 1837 Akhir September terjadi beberapa letusan dan gempa bumi yang menyebabkan banyak kerusakan (Wichmann, 1904). Neuman van Padang (1951) menganggap sebagai letusan normal kawah pusat.
- * 1839 Wichmann (1904), letusan terjadi tanggal 12/13 Januari dengan abu letusan mencapai pulau Weh (Sabang)
- * 1856 14 April , letusan dari kawah pusat (Neuman van Padang , 1951) material yang dimuntahkannya berupa abu dan batu.
- * 1919 Neuman van Padang (1951) menulis bahwa di bulan Desember terjadi letusan normal dari kawah pusat.
- * 1924 7 Desember, Nampak 5 buah tiang asap tanpa diikuti suatu letusan (Neuman van Padang ,1951)
Gunung Merapi Burni Telong
Puncak Gunung Burni Telong dapat dicapai dari dua arah yaitu dari lereng tenggara melalui kampung Sentral dan dari lereng barat daya melalui Bandar Lampahan. Umumnya para pendaki melakukan pendakian melalui lereng barat daya, dari desa Bandar Lampahan. Dibutuhkan waktu sekitar 3 - 4 jam untuk mencapai puncak gunung Burni Telong.
Apakah Anda Sudah Tau?...
* 1. Sejarah Letusan
* 2. Morfologi
* 3. Struktur Geologi
* 4. Sejarah Geologi
* 5. Stratigrafi
* 6. Petrografi